Antioksidan dan Sumbernya
Susu kambing memiliki banyak manfaat karena kaya akan nutrisi di dalamnya, yang secara nyata dan positif memberikan dampak yang lebih baik dalam tubuh manusia.
Nutrisi yang terkandung dalam susu kambing yakni protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, sodium, selenium, Vitamin A, Vitamin B2, Vitamin B3, dan laktoferin. Susu kambing juga merupakan prebiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negative yang masuk ke dalam pencernaan melalui makanan.
Dengan kayanya nutrisi pada susu kambing, mengkonsumsi susu kambing secara kontinyu memberikan efek yang baik seperti: mencegah anemia dan pengeroposan tulang, menjaga kesehatan dan kekuatan tulang dan otot, antiinflamasi, meningkatkan imunitas dan kesehatan jantung, hingga terhindar dari berbagai penyakit degeneratif karena susu kambing juga memiliki kandungan senyawa antioksidan yang banyak.
Mendengar antioksidan, mari kita bahas secara secara singkat mengenai ap aitu antioksidan, fungsinya, hingga sumber antioksidan tersebut.
Definisi Antioksidan
Antioksidan merupakan sistem perlindungan dalam tubuh manusia untuk mencegah terbentuknya oksidan dan peroksida lipid. Berdasarkan asalnyanya, antioksidan dapat dibedakan menjadi dua, yakni antioksidan endogen dan antioksidan eksogen (Mu’nisa, 2023).
Antioksidan endogen terdiri dari enzim dan berbagai senyawa yang disintesis tubuh, sedangkan antioksidan eksogen diperoleh dari bahan pangan.
Berdasarkan kinerjanya, antioksidan dibedakan menjadi tiga, yakni antioksidan primer, antiokisdan sekunder, dan antioksidan tertier.
Antioksidan primer berfungsi sebagai pelindung dari radikal bebas yang baru, yang termasuk pada antioksidan primer yakni enzim-enzim sepertI superoksida dismutase, glutation peroksidase, katalase, dan koenzim Q.
Antioksidan sekunder berfungsi untuk mengikat radikal bebas, umumnya diperoleh dari luar, yakni makanan. Yang termasuk antioksidan ini yakni vitamin C, vitamin E, betakaroten, albumin, dan bilirubin.
Antioksidan tertier berfungsi memperbaiki molekul yang rusak karena radikal bebas. Contoh antioksidan ini yakni metionin sulfoksida reductase dan enzim perbaikan DNA.
Dalam artikel yang lain disebutkan bahwa secara biologis antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat dan menurunkan efek negative dan dari oksidan dengan mendonorkan satu electron kepada senyawa oksidan (Winarti, 2010 dalam Sayuti, 2015).
Apa itu Oksidan dan Radikal Bebas
Oksidan merupakan senyawa yang mengalami oksidasi dengan menerima electron dari reduktor.
Sedangkan radikal bebas merupakan atom atau senyawa yang dapat berdiri sendiri yang mempunya electron tidak berpasangan. Adanya electron tidak berpasangan inilah yang menyebabkan radikal bebas sangat reaktid dan tidak stabil.
Elektron tidak berpasangan ini akan aktif mencari pasangan, misalnya dengan protein, lemak, bahkan DNA dalam tubuh.
Tubuh manusia sebenarnya membutuhkan radikal bebas, namun hanya dalam jumlah sedikit. Dalam kadar yang tepat, radikal bebas berperan dalam melawan radang serta membunuh bakteri.
Bila tubuh memiliki radikal bebas dalam jumlah yang berlebih, akan berbahaya bagi tubuh, karena radikal bebas bersifat merusak.
Kelompok yang termasuk dalam golongan radikal bebas khususnya oksigen reaktif yaitu:
Radikal superoksida, radikal hikroksil, radikal peroksida, hydrogen peroksida, oksigen tungga, nitrit oksida, dan asam hipoklor.
Ada beberapa mekanisme perusakan tubuh oleh radikal bebas, yakni:
- Peroksidasi lemak dari membrane sel dan sitosol yang menyebabkan reduksi asam lemak, dan berakibat pada rusaknya membrane sel dan organel.
- Kerusakan DNA yang mengakibatkan mutase DNA dan kematian sel/
- Modifikasi protein teroksidasi karena terbentuknya cross linking protein.
Penyebab Timbulnya Radikal Bebas
Terbentuknya radikal bebas di dalam tubuh dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Adanya proses peradangan,
- Kekurangan nutrisi,
- Sebagai respon adanya sinar gama dan sinar UV,
- Polusi lingkungan
- Asap rokok
- Bahan kimia dalam makanan baik residu pupuk, penambahan pengawet dan pewarna sintetik.
- Pengolahan bahan pangan
- Bahan kimia obat
- Pola makan yang kurang baik.
Jenis Antioksidan Alami dan Sumbernya
Betakaroten dan Vitamin A
Seperti kita ketahui, vitamin A berperan penting dalam kesehatan mata. Lebih dari itu, vitamin A juga berperan penting dalam menjaga imunitas tubuh manusia.
Betakaroten menjadi senyawa precursor vitamin A. Betakaroten kemudian diubah menjadi retinol melalui reaksi enzimatis. Retinol inilah yang menjadi zat aktif vitamin A.
Mekanisme kerja betakaroten sebagai antioksidan adalah dengan menstabilkan radikal berinti karbon yang dapat menurunkan resiko kanker.
Betakaroten sebagai antioksidan aktif pada konsentrasi rendah oksigen, dan dapat melengkapi sifat dari vitamin E yang juga sebagai antioksidan. Vitamin E aktif sebagai antioksidan pada konsentrasi tinggi oksigen.
Betakaroten berperan juga dalam meningkatkan komunitas antar sel yang berakibat positif pada meningkatnya imun tubuh.
Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung betakaroten juga dapat menurunkan resiko stroke. Hal ini dikarenakan betakaroten dapat mengurangi timbunan kolesterol dalam pembuluh darah.
Sumber pangan yang dapat menjadi sumber betakaroten antara lain:
Ubi jalar, beras merah, kacang merah, bayam merah, daun kelor, daun singkong, kacang Panjang, labu kuning, rumput laut, dan masih banyak lagi.
Karotenoid
Karotenoid merupakan kelompok pigmen dan antioksidan alami yang menyebabkan warna kuning oranye dan merah pada tanaman.
Karotenoid banyak ditemukan pada alga, jamur, dan bakteri. Selain itu, karoten juga ditemukan pada beberapa jenis hewan dari golongan ikan burung, dan serangga.
Hewan tidak dapat mensistesa karotenoid, dengan demikian jika karotenoid ditemukan pada hewan, maka karotenoid ini berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh hewan tersebut.
Karotenoid terdiri dari dua jenis, karoten dan xantofil. Fungsi dari karoteinoid sebagai antioksidan adalah dengan meredam singlet oksigen dan menginaktifkan radikal bebas dalam tubuh.
Selain itu, karotenoid bergungsi sebagai precursor vitamin A (betakaroten), meningkatkan daya tahan tubuh, dan mengubah metabolism kanker.
Karena mengandung pigmen warna secara alami, karoten juga banyak dimanfaatkan sebagai pewarna alami makanan.
Karotenoid secara alami terkandung dalam hampir semua jenis tumbuhan. Bersama senyawa lain yang juga berfungsi sebagai antioksidan seperti asam amino, asam askorbat, flavonoid, tokoferol, tannin, karoten banyak terdapat pada rempah, biji-bijian, buah-buahan, dan juga sayuran.
Teh dan kakao juga merupakan sumber karotenoid, sehingga keduanya sangat baik digunakan sebagai sumber antioksidan. Namun kadar antioksidan lebih banyak terdapat pada teh hijau dibandingkan pada teh yang telah difermentasi.
Asam Askorbat
Asam askorbat atau vitamin C merupakan antioksidan yang secara alami terdapat dalam buah-buahan, umumnya buah-buahan yang kaya air. Hal ini menunjukkan vitamin C dapat larut dalam air.
Kinerja vitamin C sebagai antioksidan adalah dengan memutus reaksi radikal yang dihasilkan melalui proses peroksidasi.
Asam askorbat juga penting untuk ketahanan tubuh, dan juga dalam perlindungan DNA, khususnya dalam melindungi DNA pada sperma.
Vitamin C juga berperan penting dalam mengurangi stress dan membantu dalam mempertahankan kekebalan tubuh saat terserang flu.
Aktivitas antioksidan vitamin C akan meningkat bila bekerja Bersama antioksidan lain, misalnya vitamin E. Keduanya dapat menangkap radikal bebas dan mencegah terjadinya reaksi berantai.
Vitamin E
Vitamin E terdiri atas senyawa yang tersambung melalui rantai fenolik. Secara umum rantai fenolik dapat menangkap radikal bebas.
Vitamin E sebagai antioksidan sering disebut dengan tokoferol. Tokoferol ini larut lemak, sehingga secara positif dapat melindungi kolesterol baik (LDL) agar tidak mudah teroksidasi.
Kolesterol LDL apabila teroksidasi maka dapat berubah menjadi kolesterol jahat yang kemudian menjadi plak yang menyumbat pembuluh darah.
Oleh karenanya, asupan vitamin E penting agar kita terhindar dari stroke yang disebabkan tersumbatnya pembuluh darah karena lemak.
Pengikatan radikal bebas yang bersifat lipid atau lemak oleh tokoferol terbukti mencegah berbagai penyakit, seperti katarak, jantung koroner, hingga kanker.
Pengikatan radikal bebas oleh tokoferol utamanya juga terkait dengan kecantikan. Karena antioksidan ini menghambat radikal bebas yang mempecepat penuaan. Mekanisme ini terjadi melalui kerja tokoferol yang melindungi sel kulit dan sel tubuh lainnya, termasuk juga mencegah kerusakan kolagen dan elastin.
Kerusakan kolagen dan elastin inilah yang menyebabkan kulit berkerut, termasuk juga peradangan kulit dan jerawat.
Sumber dari vitamin E dapat didapatkan dari biji-bijian dan serealia. Biji-bijian yang terkenal sebagai sumber vitamin E adalah tauge. Namun sebenarnya bukan hanya tauge yang bisa menjadi sumber asupan vitamin E. Sumber asupan vitamin E yang lain contohnya: biji bunga matahari, kacang tanah, kacang kedelai, beras, tepung terigu, susu, dan lain-lain.
Antosianin
Antosianin merupakan senyawa flavonoid yang memberikan pigmen warna merah ungu pada tanaman. Senyawa ini sangat penting untuk melindungi sel dari paparan sinar ultraviolet. Sebagian besar flavonoid terikat dalam gugus glikosida.
Antosianin sebagai antioksidan memiliki fungsi melindungi sel-sel khususnya pada organ hari. Selain sebagai antioksidan, antosianin berperang penting sebagai agen antihipertensi dan mencegah gangguan fungsi hati, jantung koroner, kanterk, arteosklerosis, hingga kanker.
Selain itu antosianin menghambat kerusakan sel yang terjadi karena radikal bebas yang berasal dari nikotin dan polusi udara.
Antosianin juga menurunkan resiko penuaan dini hingga penurunan daya ingat.
Sumber antosianin dapat didapatkan dari buah dan sayur berwarna merah ungu, seperti: blackberry, blueberry, kismis, murbei, cranberry, anggur, plum, strawberi, kol mmerah, lobak merah, terong, bawang merah, dan kedelai hitam.
Isoflavon
Selain antosianin, terdapat isoflavone yang berasal dari gugus senyawa flavonoid. Hampir sama dengan antosianin, Isoflavon sebagai antioksidan juga berfungsi mencegah terjadinya radikal bebas sehingga dapat menurunkan resiko kanker, jantung koroner, prostat, dan juga osteoporosis.
Isoflavon bersifat sebagai fitoestrogen karena kemampuannya untuk berinteraksi dengan reseptor estrogen dalam sel. Sehingga mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan isoflavon sangat baik untuk kesuburan. Isoflavon banyak ditemukan pada kacang-kacangan, terutama kedelai.
Selenium
Selenium merupakan antioksidan yang termasuk dalam golongan mineral. Selenium berperan penting dalam mensitesis protein dan kinerja enzim glutation peroksidase.
Kekurangan mineral selenium dalam tubuh sangat berbahaya, karena berpotensi terkena nekrosis hati, kanker, hingga penyakit degenerative lainnya.
Kinerja Selenium dalam tubuh tidak secara tunggal, namun mengkatalisa enzim glutation peroksida, enzim yang bertugas mengubah hydrogen peroksida dan peroksida lemak menjadi air.
Mengkonsumsi bahan pangan yang kaya akan selenium membantu tubuh meningkatkan daya tahan jantung, imunitas tubuh, dan penurunan resiko kanker.
Selain untuk meningkatkan imunitas tubuh, selenium juga berperan penting dalam regulasi kelenjar tiroid, melindungi sel dari stres dan juga infeksi.
Sumber selenium terbanyak didapatkan dari makanan yang bersifat hewani, seperti daging, ikan, dan susu kambing.
Sumber:
Mu’nisa A . 2023. Antioksidan pada Tanaman dan Peranannya Terhadap Penyakit Degeneratif.
Sayuti, Kesuma dan Rina Yenrina. 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik.